Minggu, 30 Agustus 2015

PENGUKURAN DAYA


DAYA SEARAH
Pengukuran daya searah sangat mudah dalam pelaksanaannya, dapat diukur langsung dengan wattmeter atau dengan voltmeter-amperemeter.
Rangkaian pengukuran dengan wattmeter:
Pengukuran daya dengan wattmeter

Rangkaian pengukuran dengan voltmeter-amperemeter:
Rangkaian (a)
Harga daya sebenarnya PL = IL.VL
Voltmeter mengukur tegangan VL, sedang amperemeter mengukur arus I = IL + IV.
Daya pengukuran        P = I x VL
                                      P = (IL + IV) x VL
                                      P = IL VL + IV VL
                                      IL VL = P – IV VL
Daya sebenarnya          PL = P – IV VL
Jadi harga sebenarnya adalah selisih antara daya pengukuran dikurangi rugi-rugi dari voltmeternya.

Rangkaian (b)
Harga daya sebenarnya PL = IL.VL
Voltmeter mengukur tegangan V = Va + VL, sedang amperemeter mengukur arus IL.
Daya pengukuran        P = IL x V
                                      P = IL (VL + Va)
                                      P = IL VL + IL Va
                                      IL VL = P – IL Va
Daya sebenarnya          PL = P – IL Va
Harga daya sebenarnya adalah selisih antara daya pengukuran dikurangi rugi-rugi amperemeter.
                                     

DAYA BOLAK-BALIK
I. Pengukuran daya bolak-balik 1 fasa
a.     Pengukuran dengan wattmeter 1 fasa
Pada pengukuran daya bolak-balik 1 fasa, bila besaran yang diukur lebih besar dari batas alat ukur, dapat dilakukan dengan pertolongan trafo arus dan trafo tegangan. Rangkaian pengukurannya adalah:
Hubungan wattmeter 1 fasa dengan CT dan PT

b.    Pengukuran metode 3 voltmeter
Asumsi: voltmeter ideal dan R tahanan murni

Diagram vektor:

c.     Pengukuran metode 3 amperemeter
Asumsi: amperemeter ideal dan R tahanan murni

Diagram vektor:
II. Pengukuran daya bolak-balik 3 fasa
a.     Pengukuran dengan 1 wattmeter 3 fasa
Pada sistem ini, daya 3 fasa langsung dibaca pada wattmeternya.
b.    Pengukuran dengan voltmeter, amperemeter, dan cos F meter
Pengukuran ini hanya dapat dilakukan khusus untuk daya yang seimbang saja, karena pada dasarnya sistem pengukuran daya 1 fasa.
c.     Pengukuran dengan 3 wattmeter 1 fasa.
P3F = P1 + P2 + P3


d.    Pengukuran dengan 2 wattmeter 1 fasa (metode ARON)
Hubung Y
Daya yang diukur oleh masing-masing wattmeter:
P1=i1(v1-v3)
P2=i2(v2-v3)
P1+P2=v1i1+v2i2-v3(i1+i2)
HukumKirchoff untuk arus i1+i2+i3=0
P1+P2=v1i1+v2i2+v3i3=P3F

Hubung D
Daya yang diukur oleh masing-masing wattmeter:
          P1=-v3(i1-i3)
          P2=v2(i2-i1)
          P1+P2=-v3(i1-i3)+v2(i2-i1)
          P1+P2=v3i3+v2i2-i1(v2+v3)

Berdasarkan hukum Kirchoff untuk tegangan:
v1+v2+v3=0
          v1=-(v2+v3)

P3F=P1+P2=v1i1+v2i2+v3i3




Contoh soal

1.    Pengukuran daya searah dilakukan dengan voltmeter amperemeter yang mempunyai tahanan dalam sebesar: Rv=20 kW; Ra=0,04 W. Rangkaian pengukuran:
Didapat hasil pengukuran I=10 A dan V=220 V. Hitung daya yang diserap beban!

Jawab:
Daya pengukuran    = I x V
                                  = 10 x 220 = 2200 watt
Daya sebenarnya     = Daya pengukuran–Rugi pada voltmeter
                                  = 2200 – V2/Rv
                                  = 2200 – 2202/20000
                                  = 2200 – 48400/20000
                                  = 2200 – 2,42
                                  = 2197,58 watt

2.    Suatu pengukuran daya 1 fasa dengan 3 amperemeter didapatkan I1=25 A, I2=7 A, I3=20 A. R=30 W. Hitung cos F dan daya pemakaian!

Jawab:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar