Minggu, 30 Agustus 2015

POTENSI ENERGI TERBARUKAN



Energi merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, namun hanya dapat diubah dari suatu bentuk energi  ke bentuk energi yang lainnya. Tanpa adanya energi maka kehidupan tidak dapat berlangsung. Ironis sekali, dimana jumlah populasi manusia semakin bertambah sehingga mengakibatkan permintaan akan kebutuhan energi meningkat. Namun kenyataannya persediaan akan bahan bakar semakin menipis. Salah satu contoh permasalahan yang terjadi karena semakin berkurangnya sumber energi adalah dampak terhadap “Listrik”. Dimana-mana sudah mulai terjadi krisis listrik, misal di Indonesia. Pemadaman bergilir dilakukan nyaris setiap minggunya. Pemadaman ini dimaksudkan untuk menghemat biaya pengeluaran sumber daya energi. Mengapa bisa demikaian? Karena listrik pada saat ini masih mengandalkan bahan sumber daya dari batu bara dan minyak bumi. Kita tahu bahan kedua sumber daya tersebut sangat terbatas jumlahnya. Berbagai macam cara dan upaya terus dilakukan untuk mengganti sumber energi utamanya yaitu gas dan minyak bumi agar tak habis. Salah satunya adalah dengan mengembangkan aneka sumber energi alternatif, bisa disebut juga dengan energi terbarukan (renewable energy), seperti biogas, bioetanol, fuel cell, dan lain sebagainya. Energi Terbarukan yaitu energi yang dapat diperbarui dan apabila dikelola dengan baik maka sumberdayanya tidak akan habis. Untungnya ternyata sumber energi tersebut ada disekitar kita, bermacam-macam dan tentunya ramah terhadap lingkungan. Misalnya :

Air
Kekuatan air sangat besar sekali, aliran air yang sangat kuat bahkan dapat menghancurkan bangunan-bangunan tinggi. Misal saat terjadi banjir bandang atau tsunami. Kekuatan tersebutlah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Potensi air ini perlu pengelolaan sistem drainase yang baik, seperti pembuatan tampungan Artificial (waduk). 

Matahari
Matahari dapat dimanfaatkan untuk pertanian guna memindahkan karbondioksida di atmosfer, heliokultur. Energi matahari yang diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan sel surya atau dikenal juga dengan sebutan sel fotovoltaik. Contoh penggunaannya dalam sehari-hari yaitu untuk menghidupkan kalkulator.

Gelombang Air Laut
Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (PLTO) didirikan di Yogyakarta, energi ombak dari gelombang air laut dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Prosesnya yaitu dengan memanfaatkan gerakan naik turun atau bergulung-gulungnya ombak tersebut menjadi suatu energi yang dimanfaatkan untuk menggerakan turbin untuk membangkitkan listrik.
Angin
Sama halnya seperti air, angin juga memiliki kekuatan yng sangat besar, terutama angin yang berada di tengah lautan. Perpindahan udara yang bergerak (angin) ini dapat menghasilkan energi kinetik yang dimanfaatkan untuk menggerakan kincir atau turbin.

Biogas
Biogas dihasilkan dari kotoran hewan, misal dari kotoran sapi. Selama ini, yang kita tahu kotoran sapi hanya bisa diolah menjadi pupuk. Kotoran sapi ternyata dapat diolah menjadi energi, dimana limbah tersebut membuat sebuah gas yang bisa diubah menjadi sumber energi. Para peneliti memanfaatkan bakteri khusus untuk mengurai kotoran sapi menjadi metana. Gas inilah yang nantinya bisa diolah menjadi sumber energi baru. Selain itu, dengan bakteri ini, pencemaran dari kotoran sapi, baik bau ataupun limbahnya, bisa dihilangkan.

Baterai
Baterai yang dimanfaatkan sebagai sumber energi pada alat transportasi. Sudah banyak perusahaan otomotif yang berlomba-lomba menciptakan sebuah kendaraan ramah lingkungan, hemat energi yang menggunakan baterai sebagai bahan bakarnya sebagai pengganti dari bahan bakar semisal premium, solar atau pertamax.

Hambatan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan, yaitu :

  • Kontinuitas dari suplai energi yang tidak bisa dijamin, karena banyak berhubungan dengan alam, misal : debit air.

  • Masih memerlukan pengembangan teknologi diamana harga alatnya relatif mahal.

  • Harga keekonomian dari energi/daya listrik masih belum kompetitif.

  • Biaya investasi masih mahal karena pengembangan masih dalam skala kecil.

  • Pemanfaatan energi masih sebatas dimanfaatkan untuk listrik konsumtif dan belum untuk kegiatan produktif.

Dari beberapa hambatan yang telah dikemukakan di atas, pengembangan energi alternatif yang relatif dapat dikerjakan PLTM/H, karena :
  • Potensi mikro hidro sangat potensial di daerah Jawa serta penyebarannya cukup merata.

  • Ramah lingkungan, biaya yang relatif ekonomis, dan berpotensi  untuk dimanfaatkan untuk kegiatan produktif di desa-desa.

  • Cukup layak untuk dikembangkan secara komersil dan energi dapat dijual ke PLN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar